Powered By Blogger

Welcome Sahabat.

Saya sebagai penulis berharap dapat berbagi ilmu dan pengalaman bersama-sama sahabat semua. thanks

Sabtu, 16 Mei 2009

Al-Qur’an

Al-Qur’an


Allah menciptakan manusia, ternyata mempunyai suatu tujuan yaitu dalam rangka mengabdi kepada Allah ROBB semesta alam. Dalam rangka pengabdian ini, manusia ternyata memerlukan suatu Pedoman (bashoir) beribadah yang benar, hal ini dijelaskan dalam Qs.45/20

                "Al Quran Ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." 

Dapat kita analogikan : seseorang yang ingin memperbaiki sebuah pesawat televisi, pasti membutuhkan pedoman serta petunjuk bagaimana memperbaiki atau mereparasi pesawat televisi tersebut, karena tanpa pedoman yang benar tidak mungkin pesawat televisi tersebut benar, malahan bisa-bisa tambah hancur, ya-tidak?

Sama seperti halnya dalam rangka kita beribadah kepada allah  ROBB semesta alam, kita tidak bisa beribadah tanpa adanya suatu pedoman, pedoman dalam kita beribadah ialah Al-qur’an.

Karena itulah orang yang tidak paham Al-qur’an akan masuk neraka, karena ia tidak paham apa dan bagaimana cara beribadah yang benar kepada Allah, hal ini dijelaskan oleh allah dalam Qs.7/179

       “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. 

            Karena itu marilah kita sadari bersama betapa pentingnya kita paham apa dan bagaimana cara kita berqur’an berdasarkan ketentuan Al-qur’an itu sendiri. Bagaimana cara kita berqur’an? Hal ini dijelaskan oleh allah didalam Qs.2/185 

         "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk / huda bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu / Bayinah dan pembeda / furqon (antara yang hak dan yang bathil)”. 

            Melalui firman allah inilah kita dipahamkan bahwa ternyata Al-qur’an itu terdiri atas 3 (tiga) dimansi / sisi , Semua ayat al-qur’an, yang terdiri atas 6236 ayat,114 surat, 30 juz memiliki ketiga dimensi ini, yaitu : 

            1.Huda      : Tulisan mengenai petunjuk yang ada didalam mushaf al-qur’an. Yang berisi tentang teori-teori dan konsep-konsep wahyu.

            2.Bayinah : Bukti atau fakta dari petunjuk / huda, yang ada pada alam semesta. Yang berisi bukti real nya yang dapat dilihat didengar dan dirasa.

            3.Furqon   : Pembeda dan pemecah anatara haq dan batil. 

            Adanya suatu aksioma yang terdapat dalam masyarakat bahwa kalau kita membaca al-quran kita akan mendapatkan pahala, jangankan membaca hanya dengan mendengarkan saja kita telah mendapatkan yang namanya  pahala, jangankan mendengar hanya dengan punya niat saja kita telah mendapatkan pahala, benarkah aksioma yang terdapat dalam masyarakat ini, untuk melihat ini secara proporsional mari kita pahami Qs.61/2-3 

              “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”. 

Berdasarkan ayat ini ternyata Al-qur’an tidak hanya sekedar untuk dibaca-baca saja,karena apabila sekedar dibaca-baca saja tanpa penah kita bayinahkan menjadi kenyataan serta kita tidak pernah bisa mambedakan, bukan pahala yang kita terima tetapi murka allah. Dalam kita memahami Al Quran kita harus dapat mengenal pakai gaya bahasa apa. Karena Al Quran memiliki 2 gaya bahasa, jika kita tidak dapat memahami kedua model gaya bahas ini kita dapat tersesat ketika membaca Al Quran. Dua model gaya bahasa tersebut adalah Qs. 3/7 

"Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."

Inilah kedua gaya bahasa yang digunkanan dalam Al Quran, yaitu gaya bahasa Muhkamat yang model gaya bahsanya jelas dan mudah untuk dipahami ayat yang menggunakan model bahasa muhkamat adalah gaya bahasa hukum karena hukum. Misalnya di Qs. 24/2

"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman." 

 Yang kedua gaya bahasa mutasyabihaat yaitu gaya bahasa sifatnya majas atau analogi. Seringnya didalam Al Quran kisah para nabi, kondisi alam semesta diceritakan dengan gaya bahasa ini. Karena cerita tersebut berisi tentang strategi perjuangan menegakkan Dien.

Model gaya bahasa seperti tidak dapat dipahami oleh sembarangan orang. Gaya bahasa seperti ini hanya dapat ditangkap oleh orang yang mempergunakan akalnya saja (Ulil Albab). Dalam gaya bahasa seperti inilah wahyu Al Quran tersimpan, jadi jika seseorang tidak dapat menagkap makan gaya mutasyabihat maka orang tersebut tidak dapat memahami wahyu Al quran. Semisal Qs. 3/190

Orang tidak dapat memahami kenapa Alloh bercerita tentang pergantian siang dan malam, dan penciptaan langit dan bumi. sehingga al Quran Cuma dipahami bahwa Alloh sedang enceritakan kekuasaannya saja. Inilah jika kita tidak dapat menangkap sinyal dibalik ayat tersebut maka akan tersesat. 


Tidak ada komentar: